Kecenderungan Sifat Non-Logam dan Logam Pada
Unsur-Unsur Golongan 4
Halaman
ini membahas kecenderungan sifat-sifat non-logam dan logam pada unsur-unsur
golongan 4 – karbon (C), silikon (Si), germanium (Ge), timah (Sn), dan timbal
(Pb). Disini menjelaskan bagaimana kecenderungan yang ada dapat ditunjukkan
dari struktur dan sifat-sifat fisik unsur, namun tidak seluruhnya dapat
menjelaskan kecenderungen tersebut.
Struktur dan sifat-sifat fisik
Struktur unsur
Kecenderungan
dari non-logam ke logam jika anda turun dalam satu golongan jelas terlihat pada
struktur unsur-unsur itu sendiri.
Karbon
pada posisi paling atas mempunyai struktur kovalen raksasa dengan dua allotropi
yang sangat dikenal – intan dan grafit.
Intan
memiliki struktur tiga dimensi dari atom-aton karbon yang masing-masing
tergabung secara kovalen dengan 4 atom lainnya. Gambar berikut menunjukkan
bagian kecil dari strukturnya.
Struktur
yang sama seperti ini ditemukan pada silikon, germanium, dan pada salah satu
allotropi timah – "timah abu-abu" atau "alfa-timah".
Allotropi
yang umum untuk timah ("timah putih" atau "beta-timah")
merupakan logam dan atom-atomnya terikat oleh ikatan logam. Strukturnya berupa
terjejal yang terdistorsi. Pada struktur terjejal, masing-masing atom
dikelilingi oleh 12 atom tetangga terdekat.
Selanjutnya
anda dapatkan timbal, atom-atomnya tersusun dalam struktur logam berkoordinasi
12.
Hal
itu merupakan kecenderungan yang jelas dari ikatan kovalen yang umum ditemukan
pada non-logam dan ikatan logam pada logam, dengan perubahan yang jelas,
terdapat dua struktur yang sangat berbeda pada timah.
Sifat-sifat fisik unsur
Titik leleh dan titik didih
Jika
anda melihat kecenderungan titik leleh dan titik didih pada golongan 4 dari
atas ke bawah, sangat sulit membuat alasan yang masuk akal tentang pengaruh
perubahan dari ikatan kovalen ke ikatan logam. Kecenderungan menggambarkan
ikatan kovalen atau ikatan logam makin lemah dengan makin besarnya atom dan
makin panjang ikatan.
Titik
leleh timah yang lebih rendah dibandingkan dengan timbal dikarenakan timah
membentuk struktur koordinasi 12 yang terdistorsi, bukan murni. Nilai titik
leleh dan titik didih timah pada tabel merupakan nilai untuk logam timah putih.
Kerapuhan
Terdapat
perbedaan yang jelas antara non-logam dan logam jika anda melihat kerapuhan
unsurnya.
Karbon
sebagai intan, tentu, sangat keras – menggambarkan kekuatan ikatan kovalen.
Namun demikian, jika anda memukulnya dengan palu, intan akan pecah. Anda
memerlukan energi yang cukup untuk memecah keberadaan ikatan karbon-karbon.
Silikon,
germanium, dan timah abu-abu (semuanya memiliki struktur yang sama dengan
intan) juga berupa padatan yang rapuh.
Timah
putih dan timbal mempunyai struktur logam. Atom-atom dapat diputar satu sama
lain tanpa menimbulkan kerusakan permanen pada ikatan logam – disebabkan oleh
sifat-sifat logam yang umum seperti dapat ditempa dan dapat diubah bentuknya.
Timbal merupakan logam yang lunak.
Konduktivitas listrik
Karbon
sebagai intan tidak menghantarkan listrik. Pada intan elektron terikat erat dan
tidak bebas bergerak.
Tidak
seperti intan (yang tidak menghantarkan listrik), silikon, germanium, dan timah
abu-abu merupakan semikonduktor.
Timah
putih dan timbal merupakan logam yang dapat menghantarkan listrik. Hal itu
merupakan kecenderungan sifat konduktivitas karbon sebagai intan yang berupa
non-logam, dan timah putih dan timbal yang merupakan logam.
Hal
itu merupakan kecenderungan sifat konduktivitas karbon sebagai intan yang
berupa non-logam, dan timah putih dan timbal yang merupakan logam.
Mencoba menjelaskan kecenderungan yang terjadi
Karakteristik
utama logam adalah membentuk ion positif. Yang perlu dilakukan adalah mengamati
faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan terbentuknya ion positif pada
golongan 4 dari atas ke bawah.
Elektronegativitas
Elektronegativitas
merupakan ukuran kecenderungan suatu atom untuk menarik elektron. Biasanya
diukur dengan skala Pauling, dimana unsur yang paling elektronegatif (fluor)
elektronegativitasnya 4.
Suatu
atom yang elektronegativitasnya rendah, kurang kuat menarik elektron. Artinya
bahwa atom ini akan cenderung kehilangan pasangan elektron bila berikatan
dengan atom lain. Atom yang kita amati cenderung membawa muatan positif parsial
atau membentuk ion positif.
Sifat
logam biasanya dikaitkan dengan elektronegativitas yang rendah.
Jadi
apa bagaimanakah elektronegativitas unsur golongan 4? Apakah terjadi penurunan
jika anda bergerak ke bawah dalam satu golongan, yang menunjukkan kecenderungan
sifat logam?
Elektronegativitas turun dari karbon ke silikon, tetapi setelah itu terjadi
ketidakteraturan.
Karena
itu sepertinya tidak ada kecenderungan hubungan antara non-logam hingga logam
dengan elektronegativitas.
Energi ionisasi
Jika
anda memikirkan pembentukan ion positif, cara tepat untuk memulai adalah
bagaimana energi ionisasi berubah dari atas ke bawah pada golongan 4.
Energi
ionisasi didefinisikan sebagai energi yang diperlukan untuk melepas satu
elektron terluar, dinyatakan dalam kJ mol-1.
Energi
ionisasi pertama:
Energi
ionisasi kedua:
.
. . dan seterusnya
Unsur
golongan 4 tidak ada yang membentuk ion 1+, jadi mengamati energi ionisasi
pertama saja tidak berguna. Beberapa unsur membentuk ion 2+ dan (untuk beberapa
tingkat) 4+.
Tabel
pertama menunjukkan energi ionisasi total yang diperlukan untuk membentuk ion
2+, bervariasi dari atas ke bawah dalam satu golongan. Nilainya dinyatakan
dalam kJ mol-1.
Anda
dapat melihat bahwa energi ionisasi cenderung turun dari atas ke bawah dalam
satu golongan – meskipun ada sedikit peningkatan pada timbal.
Kecenderungan ini karena:
Atom-atom
menjadi lebih besar karena bertambahnya elektron. Elektron terluar makin jauh
dengan inti atom, sehingga daya tarik inti kurang – dan elektron lebih mudah
lepas.
Elektron
terluar terlindungi dari pengaruh inti dengan bertambahnya elektron yang lebih
dalam.
Dua
pengaruh tersebut lebih besar dibanding pengaruh kenaikan muatan inti.
Jika
anda melihat besarnya energi ionisasi yang diperlukan untuk membentuk ion 4+,
polanya sama, tetapi tidak semuanya mirip. Sekali lagi, nilainya dinyatakan
dalam kJ mol-1.
Apa
yang dapat dilihat dengan jelas dari dua grafik di atas adalah bahwa anda
memerlukan energi ionisasi dalam jumlah besar untuk membentuk ion 2+, dan lebih
besar lagi untuk membentuk ion 4+.
Namun
demikian, pada tiap contoh ada penurunan energi ionisasi jika anda bergerak
dari atas ke bawah dalam satu golongan yang sepertinya menjadikan timah dan
timbal dapat membentuk ion positif – namun demikian, tidak ada
indikasi dari gambar ini bahwa mereka mungkin membentuk ion positif.
Energi
ionisasi karbon pada puncak golongan terlalu besar dan tidak memungkinkan untuk
membentuk ion positif yang sederhana.
sumber:
No comments:
Post a Comment